Setelah hubungan berjalan cukup lama,
keduanya memutuskan untuk saling mempertemukannya kepada keluarga mereka. Cahyo
mengambil langkah untuk mengajak Diana ke Jogja karna adiknya, Lintang akan di
Khitan sekaligus memperkenalkan Diana ke keluarganya. Namun Diana sempat
khawatir dengan keputusan tersebut karna ia bukan dari keluarga yang seiman.
Ibunda Cahyo memaklumi hubungan diantara mereka, namun sebaliknya “tidak” bagi ayah
Cahyo, ia tidak akan pernah merestui hubungan mereka sampai kapanpun. Akhirnya Cahyo
pun terbawa emosi dan langsung mengemas baju-bajunya dan mengajak Diana kembali
ke Jakarta. Tiba-tiba selama Diana pergi, ibunda Diana datang dari Padang ke
Jakarta untuk bertemu dan menemaninya sampai ujian akhir. Diana meminta restu kepada
ibundanya, namun ibunya juga tak menyetujuinya. Ibunda Diana takut kehilangan Diana
yang seperti kakak-kakaknya meninggalkan agama demi cinta. Cinta mereka memang
sungguh mengharukan, benar-benar terasa sekali perbedaan agama yang mereka
hadapi. Penonton dapat merasakan emosi para tokoh yang beradegan.
|
Ayah Cahyo yang tidak merestui anaknya dengan wanita non-muslim |
|
Ibunda Diana yang juga tidak merestui hubungan Diana dengan Cahyo
|
Ibunda Diana
sangat tidak suka apabila Diana bersama Cahyo. Ia berusaha supaya Diana tidak
berhubungan dengan Cahyo. Diana dan Cahyo merasa dilema akan hubungan ini,
dilanjutkan atau diakhiri begitu saja. Suatu hari, Cahyo pergi ke rumah Diana
untuk meminta restu kembali ke ibunda Diana. Namun ibunda Diana tetap menolak
lamaran Cahyo dan mengannggap tidak ada yang perlu dibicarakan lagi antara
hubungannya dengan putrinya alias sudah berakhir. Cahyo terlarut dalam
masalahnya sehingga ia tidak fokus dengan pekerjaannya, begitupula dengan Diana
tidak fokus dalam mempersiapkan ujian akhirnya. Keduanya saling memperjuangkan
cintanya. Cahyo tetap bersikeras dalam
membujuk ibunda Diana meski ditolak berkali-kali. Ternyata ibunda Diana telah menjodohkan
putrinya dengan lelaki yang lebih pantas, mapan, dan seiman dengan mereka, yaitu Dokter Oka. Oka adalah
Jemaat satu gereja dengan Diana dulu sewaktu di Padang. Sungguh terlihat watak
tokoh Cahyo yang pekerja keras, tangguh, dan berprinsip kuat.
|
Pernikahan antara Diana dan Oka di Padang |
Karena tidak
ada yang dapat dilakukan lagi, saat itu Cahyo mulai putus asa dan kehilangan
harapan akibat cintanya yang kandas bahkan ia dipecat oleh menegernya karena performanya menurun tajam dan menyebabkan restoran tempat ia bekerja
keuangannya menurun drastis. Diana menuruti permintaan ibunya untuk melangsungkan
pernikahannya dengan Oka di Padang. Beberapa hari kemudian setelah sampai di
Padang, Diana melarikan diri kembali ke Jakarta untuk menemui Cahyo. Disana Diana
dan Cahyo mengurus administrasi pendaftaran pernikahannya di KUA namun ditolak
karena hukum yang tidak memperbolehkan pernikahan beda agama. Mereka menemui
jalan buntu, masalah mereka hanya berputar disini saja tanpa ada penyelesaian. Tiba-tiba
Cahyo mendapat telepon dari pamannya Diana bahwa ibunda Diana sakit karena shock akan kepergian Diana tanpa pamit. Segera
Diana bergegas pulang ke Padang untuk menjenguk ibunya. Di hari pernikahan
Diana, semua orang tampak bahagia kecuali Diana. Yang seharusnya hari tersebut
merupakan hari bahagianya, malah sebaliknya karna ia yang terpaksa menuruti
permintaan ibunya. Namun tiba-tiba pernikahan dibatalkan oleh Oka dan ibunda
Diana kecewa. Oka menjelaskan bahwa pernikahan merupakan awal dari kebahagian,
bukan malah awal dari kesedihan yang tiada ujungnya, ia tidak mau mengorbankan
perasaaan seseorang serta pernikahan memang tidak bisa dipaksakan. Pada akhirnya
ibunda Diana luluh dan memberi restu antara hubungan Diana dan Cahyo.
|
Cahyo dan Diana akhirnya bertemu satelah keduanya direstui oleh orangtua mereka |
Berbeda dengan
film drama lain, film menggambarkan kisah cinta dua insan manusia yang harus
terhalang oleh keyakinan. Kisah cinta ini sesuai dengan fakta kenyatan yang
terjadi di kehidupan kita. Para pemain tokoh pun berhasil memainkan emosi para
penonton sehingga dapat terenyuh akan kisah di dalam film tersebut. Film ini
juga menyuguhkan seni tari kontemporer yang cukup menarik dan musik pada scene-scene klimaks yang dapat
meningkatkan mood serta emosi penonton. Namun dibalik itu, tentu ada
kekurangan-kekurangan. Yaitu, alur yang berjalan cepat sehingga penonton sulit
memahami jalan cerita film tersebut, dan akhir film yang “menggantung” membuat
penonton bertanya-tanya karena tidak diketahui bagaimana selanjutnya antara
hubungan Si Cahyo dan Diana.
Dari paparan
kisah cinta yang penuh konflik tersebut, dapat saya simpulkan bahwa film “Cinta
Tapi Beda” memungkinkan kita bicara mengenai toleransi beragama lewat film
drama percintaan yang berbeda agama. Film ini menawarkan tokoh yang beragama
bermacam-macam dalam merespons kondisi masyarakat Indonesia yang menikah beda
agama dan membalikkan pertanyaan kepada penonton apakah cinta yang beda agama
dapat diteruskan atau diakhiri saja? Dan apakah sebaiknya cinta tumbuh bukan
karena nafsu belaka tapi haruslah karena rasa iman kita terhadap Tuhan? Saya serahkan
jawabannya kepada Anda :) .
Assalammualaikum...
BalasHapussecara struktur tepat sekali..
kata-katanya disusun teratur dan tidak bertele-tele.. gambar diataspun sangat menunjang ulasan diatas.. untuk bagian evaluasinya udah baguusss.... mungkin di kesimpulannya bisa ditambahin lebih banyak supaya dapat lebih menunjang ulansan diatas .. dan judulnya pun menarik...
over all good *****
Makasih naduttzzz..iya akan kuperbaiki lagih ;)
HapusAku indah wulandari.. bukan nadutzzzz... but sama2
HapusEh iyaa ndahh...tuhkan salah orang lagiihh :( iya ndah pokoknya thankyu
HapusIsinya bagus, cukup mengena... hanya saja gambar nya kurang banyak...
BalasHapusOkedeh isi terus blognya
makasih ekal komennya!!! hah kurang banyak?? sindiran secara halus -_-"
Hapusudah bagus mith! bagus banget! gambarnya kurang banyakkk!! >_<
BalasHapussama aja kaya ekalll -_-"". Btw, makasih dep komennyaaa :*
Hapus