Film
Pelayarputihan Yang Memukau
sampul film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck |
sampul novel karya Buya Hamka |
Belakangan ini
pelayarputihan novel (pemindahan sebuah novel ke dalam film) mulai ramai
terjadi. Pelayar putihan sendiri muncul pada tahun 1970an tepatnya tahun 1978.
Salah satu film tersebut adalah “Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck” yang dirilis
filmnya pada tanggal 19 Desember 2013. Film tersebut merupakan sebuah mahakarya
nan epik yang diproduksi oleh Soraya Intercine Films dan diadaptasi dari novel mega bestseller karangan
sastrawan sekaligus budayawan H. Abdul Malik Karim Abdullah/ Hamka yang
diterbitkan tahun 1938.Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck mampu menyajikan
sebuah kisah cinta yang cukup menyayat hati dan batin. Di sutradarai oleh Ram
Soraya & Sunil Soraya, ditulis skenario oleh Donny Dhirgantoro & Imam
Tantowi, dan disunting oleh Sasta Sunu.
teaser poster untuk Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck |
Film ini disebut-sebut
sebagai “The Best Epic, Tragic, And Romantic Indonesian Movie That Ever
Made” oleh para penontonnya. Bagaimana tidak, dipadu dengan sinematografi
dan akting memukau dari ketiga pemain utama yakni: Herjunot Ali (Zainuddin),
Pevita Pearce (Rangkayo Hayati), dan Reza Rahadian (Aziz) mampu
memuculkan feel dan emosi yang sampai ke penonton lewat tiap scene
yang mereka bawakan. Ditambah tokoh pendamping, Randy Danistha (Nidji) yang
cukup mengundang tawa ditengah tegangnya plot yang tersaji lewat karakter Bang
Muluk. Aktris dan aktor lain yaitu Arzetti Bilbina (Ibu Muluk), Kevin Andrean (Sophian)
Jajang C. Noer (Mande Jamilah), Niniek L. Karim (Mak Base), Musra Dahrizal
Katik Rajo Mangkuro (Datuk Hayati), Gesya Shandy (Khadijah), Femmy Prety, Dewi
Agustin, dll.
Film ini menggunakan product placement tahun
1930an yang menjadikan film tersebut menjadi film termahal yang pernah
diproduksi Soraya Intercine Films. Film ini menghabiskan waktu 5 tahun untuk
proses produksinya dengan proses penyuntingan 6 bulan dan menghasilkan film
berdurasi 2 jam 49 menit. Penulis skenario film ini melakukan riset yang
mendalam dalam menulis skenarionya seperti mulai dari memperhatikan kapalnya
hingga adat Minang, latar serta properti seperti mobil, baju dan barang-barang
era 1930an juga. Proses pengambilan gambar juga diambil langsung dari tanah
Minangkabau, Jakarta, Bandung, dan Makassar.
Sekilas cerita,
kisah dalam film ini merupakan kisah yang menekankan budaya lampau “kawin
paksa” di adat Minangkabau. Sang gadis yang dikawini paksa adalah tokoh
Hayati, seorang gadis cantik jelita yang menjadi bunga di persukuannya.
Dan sang pujaan hati sang gadis yaitu tokoh Zainuddin, sorang pemuda
bertanah kelahiran Makassar berlayar menuju kampung halaman ayahnya Padang
Panjang. Di sana, ia bertemu dengan Hayati, kedua muda-mudi itu jatuh
cinta. Namun, adat dan istiadat yang kuat meruntuhkan cinta mereka berdua.
Zainuddin hanya seorang melarat yang tak bersuku. Oleh sebab itu, ia
dianggap tidak memiliki pertalian darah lagi dengan keluarganya di Minangkabau.
Sedangkan Hayati adalah perempuan Minang santun keturunan bangsawan.
Pada akhirnya, lamaran Zainuddin ditolak keluarga Hayati. Hayati dipaksa
menikah dengan Aziz, laki-laki kaya terpandang yang lebih disukai keluarga
Hayati. Karena kekecewaannya itulah, Zainuddin pun memutuskan untuk berjuang
melawan keterpurukan cinta dan hidupnya dengan membuka lembaran hidup yang
baru.
bagian scene saat bertemunya Zainuddin dan Hayati |
Di awal mulanya film ini
berlatarkan tahun 1930an di tanah Makasar. Zainuddin pergi berlayar ke kampung
halaman Ayahnya di Batipuh, Padang Panjang. Sesampainya ia di sana, ia bertemu
seorang gadis cantik yang bernama Hayati. Mereka berdua saling jatuh cinta
namun adat-istiadat meruntuhkan cinta mereka. Zainuddin orang yang tidak mapan
dan tidak bersuku sedangkan Hayati adalah gadis Minang yang santun dan keturunan
bangsawan. Adat Minang bernasabkan garis keturunan ibu, sedangkan Zainuddin
memiliki seorang ibu berdarah Bugis bukan Minang (statusnya dalam masyarakat
Minang yang bernasabkan garis keturunan ibu). Pada adegan atau cerita ini
dapat kita lihat jelas bahwa pada zaman dahulu Indonesia masih berpegang teguh
pada adat-istiadat yang berlaku disetiap daerah dan tidak bisa diganggugugat
oleh apapun.
Zainuddin yang menerima surat penolakan dari Keluarga Hayati |
Zainuddin yang sudah terlanjur mencintai Hayati sehingga dia memutuskan untuk
melamar Hayati. Namun lamarannya ditolak oleh keluarga Hayati. Hayati dipaksa
menikah dengan Aziz yaitu kakak Khadijah (Teman baik Hayati) karena dia lebih
terpandang,dan jelas keturunan Minangnya daripada Zainuddin. Zainuddin merasa
tersakiti dan memilih untuk merantau ke Surabaya untuk melupakan kepedihannya
dan membuka lembaran hidup baru. Zainuddin selalu menuangkan pengalamannya
dalam lembaran-lembaran kertas yang kemudian cerita pengalamannya membawa ia ke
gerbang kesuksesan. Dia menjadi orang yang terkenal di seluruh Nusantara karena
karya tulis nan indah yang ia buat. Pada cerita ini dapat kita lihat bahwa
keterpurukan karena cinta dapat membuahkan sebuah kesuksesan apabila kita
bangkit dan menganggap itu sebagai hal positif.
Jika dibandingkan dengan
film yang sejenis sepert “Dibawah Lindungan Ka’bah” memang sangat terlihat, di
film ini efek suara dan editingnya lebih bagus. Di film Dibawah Lindungan
Ka’bah, barang propertynya masih terlihat lebih modern dan menjadi
penonton kurang terbawa dalam adegan scene itu. Film Kapal Van
Der Wijck juga lebih menonjolkan unsur adat dan budaya, sedangakan film Di
Bawah Lindungan Ka'bah lebih menonjolkan usur religi.
Sayangnya dibalik kesuksesan
film ini, sempat menuai protes dari masyarakat Minangkabau lantaran kostum yang
dipakai Hayati (Pevita Pearce) dalam poster maupun film tersebut terlalu
terbuka tidak sesuai dengan Hayati yang ada dalam Novel. Di novel Hayati
diceritakan sebagai gadis kuat adat & taat agama dengan selalu memakai
jilbab dan berpakaian sopan, namun di film malah digambarkan Hayati yang
sempat berpakaian terbuka (dress). Bahasanya memang agak sulit
dimengerti, durasi film yang terlalu lama, tidak terlalu menonjolkan apa yang
seperti judul filmnya (Tenggelamnya Kapal Van der Wijck), dan tidak terlihat
penyebab jelas kapal Van der Wijck tenggelam.
Film ini secara keseluruhan
bagus sekali kejelekannya termaafkan dan bahkan hampir tidak disadari dari
setiap scenenya. Salah satu saran yang mungkin bisa lebih membangun hanya
kemampuan menampilkan efek visual Kapal van der Wijck. Sepertinya di extended
version dibuat lebih gelap dan lebih bagus meskipun tetep keliatan seperti
tempelan. Hal lainnya yang mungkin bisa diperbaiki adalah acting nanggis Hayati
yang kurang halus. Zainuddin di awal cerita juga terkesan terlalu gampang
menanggis. Topik yang diangkat cerita cinta masa lalu yang malu-malu,
surat-suratan, dan berbagai kesederhanaan dan ketulusan yang ditampilkan
seakan membuat saya sendiri sebagai penonton kembali percaya kalau
ketulusan cinta itu bukan sekedar donggeng belaka. Pengambilan gambarnya
pun indah-indah dan sangat indah. Pengambilan gambar, pemilihan warna membuat
puas yang menonton film ini dan tak rela meninggalkan setiap
adegannya.
Dari paparan tersebut dapat
disimpulkan bahwa film Tenggelamnya Kapal Van der Wijck yang merupakan adaptasi
dari novel karya Buya Hamka ini memberikan pesan moral yang sangat luar biasa.
Film ini dapat menjelaskan kembali bagaimana kentalnya kebudayaan Indonesia
dimasa lampau, dapat memotivasi anak muda untuk selalu hadapi masalah dan
bangkit dari keterpurukan, serta dapat mengenalkan pada masyarakat tentang
kemahsyuran bangsa Indonesia zaman dahulu.
Trailer film “Tenggelamnya
Kapal Van Der Wijck”
Ditunggu
komentarnya ya teman-teman, terimakasih telah membaca dan dikomentari ;)) :D
Secara keseluruhan bagus, namun sepertinya terlalu panjang, sehingga terlihat bertele2
BalasHapusIyak wkkwkwk, banyak refrensi gua fik jadi banyak kalimat...
HapusKeren dan penulisnya cantik eh salah bintang filmnya yang cantik
BalasHapusett om icaa -_-"
Hapussecara keseluruhan sudah bagus kelebihan dan kekurangan film sudah dicantumkan dengan sangat baik,tetapi pembahasannya terlalu panjang sebaiknya dibuat lebih singkat agar yang membaca mudah memahami
BalasHapusIya makasihh naduttzz...sip dah ;D
HapusSecara keseluruhan sudah bagus, sudah sangat baik mengikuti struktur.teks ulasan. Tapi menurut saya kekurangannya hanya pada bagaimana penyampaiannya. Mungkin akan lebih baik kalau kita membuatnya dengan bahasa kita sendiri:) tapi semuanya suda bagus sekali. Semoga makin berkarya! :)
BalasHapusOkedehh ther..ada bbrp sih yg copas makanya jadi rada bagaimana gituh bahasanya
HapusBagus mit. Tapi ada bebera pengulangan cerita.
BalasHapusHehehe iya bu, itu di bagian orientasi sm tafsiran isi nya diulang lagih bu ..
HapusLumayan Bagus, sudah ada semua unsurnya. tetapi harus lebih sedikit berimprovisasi, jangan terlalu mengikuti yg dibuku sehinggan pembaca pun nyaman...
BalasHapusMakasihh ekallzz. Iya kal itu blom secara keseluruhan gua edit kalimatnya..cuman bbrp aja hehe..makasih ya
Hapusbagus mit, tapi ada pengulangan trs kayaknya ada beberapa paragraf yg sama kayak gua, great
BalasHapusMakasih miau.., mungkin kita sama ngambil linknya mi..trs gua ngeditnya ga terlalu banyak jadi ketara bngt miripnya. Makasih yee wkwk
HapusAssalamu'alaikum wr wb, saya dr Scientiaaliis. menurut saya review film ini sudah baik, pemakaian diksinya juga pas untuk sebuah resensi. namun ada beberapa kesalahan seperti beberapa kalimat pengulangan cerita, sehingga terkesan bertele-tele, lebih baik agar efisien dalam penulisannya. selain itu akan lebih baik jika gambar yang diselipkan tiap tulisan punya keselarasan dengan tulisan sebelum gambar tersebut, maupun sesudah,. mohon maaf apabila banyak kesalahan.
BalasHapusMakasih bayu komentarnya :) sip deh :D
HapusOver all itu udh bagus mith. Tapi ada beberapa kata yg typo hehe. Penjelasannya juga sudah sangat mendetail, tapi kalo bisa lebih dipersingkat-padatkan lagi yaa. Nice job mith(y) semangArt!
BalasHapusiya anyss maaciw yach coment"nya :333, iyanih nis aku bikinnya pas lg ngantuk..begadang bikinnya wkwkwkwk makasih ya nis :**
Hapus